Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu “Hana Lestari, M.MPd.”
Disusun oleh : Ilham Alholid (184110056)
Semester : V (lima)
Film Forest Gump, yang diperankan oleh Tom Hanks, pertama kali dirilis pada 16 Juli 1994 di Amerika Serikat.
Berkat aktingnya yang memukau, melalui film ini, Tom Hanks berhasil membawa Piala Oscar sebagai aktor terbaik. Totalnya, Forrest Gump berhasil meraih 13 nominasi Academy Awards dan memenangkan enam di antaranya, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Aktor Terbaik.
Film ini menceritakan tentang seorang pria dengan IQ 75 dan epik perjalanan hidupnya, bertemu dengan tokoh-tokoh bersejarah, memengaruhi budaya pop dan bahkan turut di dalam peristiwa-peristiwa bersejarah tanpa menyadari betapa pentingnya peristiwa itu, akibat kecerdasannya yang di bawah rata-rata. Menurut saya film ini lebih bercerita soal ketulusan, keberuntungan dan keunikan hidup. Dari segi penceritaan, hampir dipastikan kita tidak bisa menangkap plot yang bakal terjadi di depan.
Film ini menarik untuk ditonton, terutama pelajaran nilai moral dari segi sosial dan psikologis dari para tokoh. Misalnya, cara komandan menghadapi stres dan putus asa karena cacat setelah berperang dan menjadi seorang pengemis. Atau Jenny yang mendapatkan sifat buruknya dari didikan yang salah dari orang tuanya. Sosok Forrest Gump juga menghadirkan imajinasi yang berbeda terhadap penontonnya. Sebab, di balik semua kekurangan, seseorang pasti memiliki banyak kelebihan yang membuatnya berbeda dari yang lainnya. Di sisi lain, Forrest Gump juga mengajarkan bahwa seseorang pasti memiliki takdirnya masing-masing.
“Saya tidak tahu apakah kita masing-masing memiliki takdir atau apakah kita semua hanya mengambang secara kebetulan, seperti angin sepoi-sepoi. Tapi saya pikir mungkin keduanya." (Forrest Gump).
Perkataan Mrs. Gump, Ibu Forrest, juga masih terngiang di telinga bahwa:
“Hidup itu seperti sekotak coklat. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu dapatkan.”

Pada film Forrest Gump yang telah saya tonton, tidak dijelaskan secara spesifik penyebab dari retardasi mental Forrest, Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh lingkungan, penderita retardasi mental mungkin dipengaruhi oleh gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen).
Gejala gangguan mental Forrest
Gejala anak retardasi mental menurut (Brown, dkk 1991 dalam Sekar, 2007) menyatakan:
a. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak atau yang berkaitan, dan selalu cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa latihan yang terus menerus.
b. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
c. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
d. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
e. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti : berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
f. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.
g. Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak retardasi mental berat bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Kegiatan mereka seperti ritual, misalnya : memutar-mutar jari di depan wajahnya dan melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri, misalnya: menggigit diri sendiri, membentur-beturkan kepala, dan lain-lain.
Berdasarkan film Forrest Gump, saya dapat melihat gejala-gejala retardasi mental yang ditampilkan oleh Forrest yaitu:
a. Forrest selalu mengikuti apa yang disampaikan oleh Jenny bahwa ketika dia merasa takut dia harus berlari dan Forrest terus melakukannya
b. Forrest akan melakukan setiap yang diperintahkan dan berhenti jika disuruh berhenti
c. Forrest mengalami kelainan fisik semasa kecil yaitu tulang punggungnya agak bengkok sehingga dia harus memakai sepatu besi untuk meluruskan badannya
d. Forrest mengalami gangguan berbicara semasa kecil namun dia sering berlatih sehingga akhirnya kemampuan berbicaranya menjadi baik
Analisis Psikologi
Film ini berhubungan dengan prinsip utama "Teori Adler" yang ketiga yaitu perasaan inferioritas dan kompensasinya. Forrest Gump yang seorang Inferior, dia yang mempunyai IQ dibawah normal IQ anak-anak normal seusianya, dan dia yang mempunyai masalah dipunggungnya yang bengkok yang menyebabkan ia harus memakai alat penompang tubuh agar badannya dapat lurus. Dia berusaha untuk menjadi lebih superior atas bantuan ibunya, ibunya yang tetap berusaha membiarkan dia bersekolah di sekolah umum seperti anak-anak lainnya dan ia berjuang untuk melewati semuanya dan akhirnya ia berhasil menjadi lebih superior dengan sukses di football nya,dia dapat berlari dengan cepat dibandingkan anak-anak normal lainnya, dia berhasil menjadi tentara, dan dia sukses dengan masa depannya. Dia membuktikan bahwa kekurangan dia tidak menjadikan alasan dia untuk menjadi manja, atau untuk menjadikan alasan dia untuk menjadi lemah. Dia membuktikan bahwa ia dapat sukses walaupun IQ dia di bawah anak-anak normal.
Intervensi Behavioral Berbasis Pengkondisian Operant.
Anak-anak dengan retardasi mental berat biasanya membutuhkan instruksi intensif agar mampu makan, menggunakan toilet, dan berpakaian sendiri. Prinsip-prinsip pengkondisian operant kemudian diterapkan untuk mengajarkan berbagai komponen aktivitas makan tersebut kepada si anak. Contohnya, si anak dapat diberi penguat untuk terus-menerus mencoba mengambil sendok sampai ia mampu melakukannya. Pendekatan operant kadang disebut analisis perilaku terapan, juga digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak pada tempatnya dan perilaku mencederai diri sendiri. Gerakan maladaptif dan tindakan mencederai diri tersebut sering kali dapat dikurangi dengan memberi penguat pada respons-respons pengganti.
Intervensi Kognitif.
Banyak anak yang mengalami retardasi mental tidak mampu menggunakan berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah, dan bila mereka memiliki strategi, mereka sering kali tidak menerapkannya secara efektif.
Pada Forrest, intervensi kognitif ini dapat dilihat dari cara ibu Forrest yang selalu mengatakan kepada Forrest bahwa dia tidak berbeda dari anak yang lainnya dan mengatakan bahwa “ bodoh adalah berperilaku seperti orang bodoh” sehingga kata-kata itu sering dikatakan oleh Forrest jika ada orang yang mengatakannya bodoh. Sehingga Forrest merasa dia sama dengan anak lainnya dan tidak mau dikatakan bodoh.